page contents

Saturday, September 24, 2011

I am Proud Of This Gentlemen

Pemuda putus sekolah ini saban hari bekerja sebagai pemandu wisata di Iboih. Kejujuran Zulhairi terdengar ketika ia mengembalikan sebuah tas berisi barang-barang berharga termasuk uang tunai puluhan dolar Amerika kepada pemiliknya, nahkoda Kapal Imajica, Arnold Duckworth yang merupakan warga negara Selandia Baru. Arnold adalah salah seorang peserta lomba kapal layar di Sabang International Regatta 2011. "Itu nyawa saya, terima kasih banyak," ujar Zuhairi mengutip Arnold saat ia mengembalikan tas bule tersebut. SABANG - Di tengah kerasnya kehiduan ekonomi saat ini, ternyata masih ada seorang pemuda menjunjung sifat kejujuran. Namanya Zulhairi. Ia pemuda asal Teupin Layeu, Gampong Iboih, Sabang. Saat berbincang-bincang sembari makan siang di sebuah warung di Simpang Gapang Resort, Zulhairi menceritakan kisahnya itu kepada The Atjeh Post. Pertama kali ia menemukan tas berisi uang tunai 20.000 US Dolar itu di bebatuan Pantai Teupin Layeu, Gampong Iboih. "Pertama kapal itu (Imajica) melepas jangkar di Pulau Rubiah. Saat (Arnold) kembali ke kapal dengan motor amfibi tasnya jatuh dan saya temukan," cerita Zulhairi. Saat menemukan tas itu, Zulhairi langsung mengejar Arnold. Tapi, usahanya sia-sia karena sang pemilik tas tak mendengar dan bergegas menjauh dari lokasi tersebut. "Saya kejar-kejar terus, sambil lari di atas batu. Dan akhirnya dia pun mendengar teriakan saya," kata Zuhairi yang juga bertugas Satuan Tugas Perlindungan Laut Iboih. Begitu gembiranya si bule itu saat Zulhari menemukan tas itu. "Kamu ada kerja?" tanya Arnold, Zulhairi langsung menjawab belum ada. "Lalu bule itu menawarkan kerja di kapal saya," kata Zulhari yang selama ini tinggal di salah satu kamar milik Keuchik Iboih Iskandar. "Ya udah, kamu mulai besok kerja sebagai cleaning service sehari saya bayar Rp50 ribu," kata si bule lagi. Kontan saja Zulhairi mengiyakan. Di balik sifat jujurnya, ternyata Zulhairi sudah lama hidup mandiri, terpisah dari orang tuanya sejak kecil. Tapi ia berhasil menyelesaikan sekolah dasarnya. "Saya kerja dulu," pamitnya sembari menenggak sisa kopi. Ia kembali ke kapal Arnold, bekerja sesuai tawaran bule itu.